^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Ensiklik Humanum Genus - Leo XIII, 1884 - Tentang Freemasonry
SURAT ENSIKLIK TENTANG FREEMASONRY
LEO XIII, PAUS
OLEH RAHMAT ALLAH
Kepada Saudara-Saudara Kami yang terhormat, para Patriark, Primat, Uskup Agung dan Uskup di seluruh dunia Katolik dalam rahmat dan dalam persekutuan dengan Takhta Apotolik.
Saudara-saudara yang terhormat, salam dan berkat apostolik.
Pertempuran antara dua kota
Umat manusia, setelah kedengkian Iblis menyebabkannya terpisah dengan malang dari Allah, sang pencipta keberadaannya dan karunia-karunia supernaturalnya, umat manusia pun terbagi menjadi dua kubu yang bermusuhan, yang tidak henti-hentinya bertempur, yang satu untuk kebenaran dan kebajikan, yang lain untuk segala sesuatu yang berlawanan dengan kebajikan dan kebenaran. Kubu yang pertama adalah kerajaan Allah di muka bumi, yaitu Gereja sejati milik Yesus Kristus, yang para anggotanya, jikalau mereka dengan tulus hati ingin menjadi milik-Nya sedemikian rupa sehingga mengerjakan keselamatan mereka, niscaya harus melayani Allah dan Putra Tunggal-Nya dengan segenap jiwa mereka, dan dengan segenap kehendak mereka. Kubu yang kedua adalah kerajaan Setan. Di bawah kuasa dan kekuatannya, ada orang-orang yang mengikuti teladan-teladan yang mematikan dari kepala mereka serta leluhur kita yang pertama sehingga mereka menolak taat kepada hukum ilahi, dan melipatgandakan upaya-upaya mereka, di tempat yang satu untuk meniadakan Allah, dan di tempat yang lain untuk bekerja secara langsung melawan Allah.
Santo Agustinus telah melihat kedua Kerajaan tersebut, dan menggambarkan keduanya dengan ketajaman pikiran dalam rupa dua kota, yang satu berlawanan dengan yang lainnya, baik dalam hukum yang mengatur mereka, maupun dalam angan-angan yang mereka kejar; dan dengan lugas, ia menggarisbawahi asas yang membentuk masing-masing kota itu dengan kata-kata berikut: Dua cinta telah melahirkan dua kota, kota duniawi yang berasal dari cinta diri sampai membenci Allah; kota surgawi yang berasal dari cinta akan Allah sampai membenci diri.[1] – Pada abad-abad selanjutnya yang mendahului kita, kedua kota itu tidak henti-hentinya bertarung yang satu melawan yang lain, dengan menggunakan segala macam siasat dan senjata yang amat beragam, meskipun tidak selalu disertai semangat yang sama, maupun dengan hasrat yang sama.
Pada zaman kita, para pelaku kejahatan tampaknya telah mengerahkan upaya yang besar untuk bersekutu bersama, terdorong oleh hasrat dan dibekali bantuan dari suatu Serikat yang tersebar di banyak tempat dan yang sangat terorganisir, yaitu serikat Freemason. Mereka ini bahwasanya tidak lagi berupaya untuk menyembunyikan maksud-maksud mereka, dan mereka saling bersaing satu sama lain untuk melawan kemegahan Allah yang agung. Secara publik, dengan terbuka, mereka berusaha untuk menghancurkan Gereja yang kudus, supaya dengan sekuat tenaga mereka, mereka dapat sepenuhnya merampas dari negara-negara Kristen, kebaikan-kebaikan yang merupakan utang budi mereka kepada Yesus Kristus sang Juru Selamat.
Kami mengeluh saat melihat kejahatan-kejahatan itu, dan terdesak oleh kasih, Kami sering merasa terdorong untuk menjerit kepada Allah: Tuhan, mereka yang membenci-Mu telah mengangkat kepala mereka, mereka telah mengadakan persekongkolan yang penuh niat jahat untuk melawan umat-Mu, dan mereka telah bertekad untuk melenyapkan para kudus-Mu. Ya, ujar mereka, marilah melenyapkan mereka dari tengah bangsa-bangsa.[2]
Tetapi, dalam bahaya yang begitu mendesak ini, di hadapan serangan yang sedemikian kejam dan kerasnya, yang diluncurkan kepada agama Kristiani, Kami bertanggung jawab untuk memberi peringatan tentang mara bahaya itu, untuk menyuarakan nama-nama para musuh, untuk melakukan segala perlawanan yang mungkin dilakukan terhadap rancangan-rancangan mereka serta usaha-usaha mereka, pertama-tama demi mencegah kebinasaan kekal jiwa-jiwa yang keselamatannya telah dipercayakan kepada diri Kami; dan lalu, agar kerajaan Yesus Kristus, yang Kamilah empunya tugas untuk membelanya, tidak hanya tetap berdiri tegak dalam segenap keutuhannya, namun juga membuat kemajuan di seluruh muka bumi dengan penaklukan-penaklukan yang baru.
Tindak-tanduk Freemasonry telah dicela dan dikutuk oleh para Paus Roma
Dalam perhatian mereka yang waspada terhadap keselamatan umat Kristiani, para pendahulu Kami telah dengan segera menyadari keberadaan musuh utama ini, ketika sang musuh keluar dari gelapnya persekongkolan yang tersembunyi dan meluncurkan serangan secara terbuka. Karena tahu jati diri mereka, apa yang mereka inginkan, dan istilahnya melihat masa depan, para pendahulu Kami memberi peringatan kepada para pangeran dan rakyat dan mewaspadai mereka terhadap jerat-jerat dan siasat-siasat yang dipersiapkan untuk menjebak diri mereka.
Bahaya tersebut pun disingkapkan untuk pertama kalinya oleh Klemens XII[3] pada tahun 1738, dan Konstitusi yang dipermaklumkan oleh Paus tersebut diperbarui dan ditegaskan oleh Benediktus XIV,[4] Pius VII[5] melangkah di dalam jejak kaki kedua Paus tersebut; dan Leo XII, yang mengikutsertakan dalam Konstitusi Apostoliknya, Quo Graviora[6] seluruh akta dan dekret dari para Paus pendahulunya tentang perkara tersebut, mempermaklumkannya dan menegaskannya untuk selama-lamanya. Pius VIII,[7] Gregorius XVI,[8] dan beberapa kali, Pius IX[9] telah berbicara dalam haluan yang sama.
Tujuan yang mendasar dan semangat sekte Masonik telah tersingkap dengan amat nyata melalui perwujudan yang jelas dari tingkah lakunya, pengetahuan akan prinsip-prinsipnya, penjabaran aturan-aturannya, ritus-ritusnya, dan komentar-komentarnya, yang lebih dari satu kali disertai oleh kesaksian-kesaksian dari para penganutnya. Di hadapan fakta-fakta ini, Takhta Apostolik secara amat sederhana mengutuk sekte para Freemason sebagai suatu perkumpulan kriminal, yang menyebabkan bahaya yang sama besarnya kepada kepentingan-kepentingan Kekristenan dan kepada kepentingan-kepentingan masyarakat sipil. Maka Tahkta Apostolik telah membuat maklumat yang memuat hukuman-hukuman terberat yang secara lazim dijatuhkan oleh Gereja kepada orang-orang yang bersalah, dan melarang orang supaya tidak berafiliasi dengan sekte tersebut.
Karena kebijakan Gereja pun membuat mereka kesal, dan karena mereka berharap dapat meloloskan diri dari hukuman-hukuman itu atau memperlemah kuasanya, baik melalui kebencian ataupun dengan fitnah, para anggota sekte itu telah menuduh para Paus yang telah menjatuhkan hukuman-hukuman itu, bahwa mereka memberi hukuman yang tidak adil atau melampaui batasan. Dengan cara demikianlah mereka berupaya untuk meloloskan diri dari otoritas atau memperlemah bobot dari konstitusi yang dipermaklumkan oleh Klemens XII, Benediktus XIV, Pius VII dan Pius IX.
Namun dalam tingkatan-tingkatan sekte itu sendiri, tidak kurang adanya sekutu mereka yang mengakui, meski dengan enggan, bahwa menimbang doktrin dan disiplin Katolik, apa yang dilakukan oleh para Paus Roma hanya merupakan perbuatan yang amat sah. Pengakuan itu pun disertai oleh sejumlah Pangeran atau kepala Negara yang berniat untuk mencela serikat Freemason kepada Takhta Apostolik atau yang mencap serikat itu sendiri sebagai kelompok yang berbahaya, dengan membuat undang-undang melawan serikat tersebut, sebagaimana yang telah dipraktikkan di Belanda, di Austria, di Swiss, di Spanyol, di Bavaria, di Savoia dan di bagian-bagian lain dari negeri Italia.
Sangatlah penting untuk membuat orang sadar bahwa peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi membenarkan hikmat para Pendahulu Kami. Antisipasi mereka serta perhatian mereka yang kebapaan tidak selalu membuahkan hasil yang diinginkan di mana-mana. Apa yang mungkin dapat dianggap sebagai sebab ketidakberhasilan mereka, adalah kerahasiaan dan siasat para pria yang terlibat di dalam sekte yang berbahaya itu, maupun ketidakpedulian yang ceroboh dari orang-orang yang seharusnya memiliki kepentingan yang teramat langsung untuk mengawasi sekte tersebut dengan cermat. Akibatnya, dalam jangka waktu satu setengah abad, sekte Freemason telah mengalami perkembangan yang pesat. Terkadang bersenjatakan kelancangan dan muslihat, sekte itu menyerbu segala tingkatan dari hierarki sosial dan mulai memperoleh suatu kuasa yang hampir setara dengan kedaulatan di pangkuan Negara-Negara modern. Bagi Gereja, bagi otoritas para pangeran, bagi keamanan masyarakat, perluasan yang cepat dan dahsyat dari sekte itu secara persis menghasilkan kejahatan-kejahatan yang telah sejak lama diperkirakan oleh para Pendahulu Kami. Dari saat itu, kita telah sampai kepada titik di mana kecemasan-kecemasan yang terbesar dapat dibayangkan untuk masa depan; kecemasan-kecemasan ini tentunya tidak menyangkut Gereja, yang landasan-landasannya yang kukuh tidak dapat digoyahkan oleh upaya-upaya manusia, namun terkait keamanan Negara-Negara, yang di pangkuannya sekte Freemason atau perkumpulan-perkumpulan yang serupa, yang bersekongkol dengannya atau menjadi satelit-satelitnya, telah menjadi terlalu kuat.
Oleh karena semua alasan itu, segera setelah Kami menempatkan tangan Kami pada kemudi Gereja, Kami pun dengan jelas merasakan perlunya perlawanan terhadap kejahatan yang sedemikian besarnya dan sejauh mana memungkinkan, menggunakan otoritas apostolik Kami untuk melawannya. Dan juga, dengan menggunakan segala kesempatan yang menguntungkan, Kami telah membahas dalil-dalil doktrinal utama yang tampaknya paling dipengaruhi oleh opini-opini bejat milik sekte Masonik. Oleh sebab itu jugalah di dalam surat ensiklik kami, Quod apostolici muneris, Kami telah berusaha untuk bertempur melawan sistem-sistem yang mengerikan dari kaum Sosialis dan Komunis. Surat ensiklik kami yang lain, Arcanum, telah memperkenankan diri Kami untuk menyingkapkan dan membela gagasan yang sejati dan autentik tentang lembaga keluarga, yang pernikahan merupakan awal dan sumbernya. Di dalam surat ensiklik Diuturnum, Kami telah menjelaskan hakikat kuasa politik seturut prinsip-prinsip hikmat Kristiani, dan menunjukkan keharmonisannya yang mengagumkan dengan tatanan kodrati dan dengan keamanan para rakyat dan pangeran.
Pada hari ini, mengikuti teladan para Pendahulu Kami, Kami telah bertekad untuk memusatkan perhatian Kami kepada serikat Masonik, kepada kumpulan doktrinnya, kepada rencana-rencananya, sentimen-sentimennya serta perbuatan-perbuatan tradisionalnya, demi semakin menyingkapkan daya yang dimilikinya untuk melakukan kejahatan, dan demi menghentikan wabah dan tulah yang mematikan itu, supaya tidak menjalar.
Organisasi perserikatan rahasia – Freemasonry – poin utamanya
Misteri-misteri yang menyelubungi sekte-sekte tersebut
Di dunia ini ada sejumlah sekte yang meskipun berbeda yang satu dari yang lainnya dalam nama, ritus, asal-muasal, serupa dan setuju yang satu dengan yang lain dalam hal tujuan serta asas-asas mereka yang mendasar. Kenyataannya, sekte-sekte ini identik dengan Freemasonry, yang merupakan titik pusat yang menjadi asal serta tujuan sekte-sekte tersebut. Dan meskipun pada masa kini, sekte-sekte itu tampaknya tidak suka bersembunyi, walaupun sekte-sekte itu mengadakan pertemuan-pertemuan pada siang bolong di depan mata kepala semua orang, kalaupun mereka punya surat kabar mereka, namun demikian, orang dapat melihat bahwa mereka pada dasarnya tergolong serikat-serikat rahasia dan bahwa mereka tetap mempertahankan cara bertindak serikat-serikat semacam itu. Bahwasanya di kalangan mereka ada semacam misteri yang oleh konstitusi mereka dilarang secara amat ketat untuk dibeberkan, tidak hanya kepada orang-orang luar, namun juga kepada banyak dari para pengikut mereka. Termasuk dalam kategori misteri ini adalah tujuan rahasia dan terutama yang mereka miliki, nama-nama dari para pemimpin mereka yang terutama, pertemuan-pertemuan terdalam dan paling dirahasiakan; demikian pula keputusan-keputusan yang diambil, bersama dengan sarana-sarana serta para pelaksananya. Asas kerahasiaan ini secara harmonis didampingi oleh pembagian yang dibuat antara para anggotanya dalam hal hukum, jabatan-jabatan serta tanggung jawab, pembedaan hierarki yang secara andal diorganisir antara ordo-ordo dan derajat-derajat, serta disiplin yang ketat yang ditaati semua anggota. Sering kali, orang-orang yang memohon inisiasi masuk harus berjanji, dan mereka bahkan harus bersumpah secara khidmat, bahwa mereka tidak akan pernah menyingkapkan kepada seorang pun, di waktu kapan pun, dengan cara apa pun, nama-nama para anggota, ciri-ciri khas serta doktrin-doktrin serikat itu. Dengan cara demikianlah, berkedokkan penampilan yang menipu dan dengan menyembunyikan aturan bertindak yang teguh, seperti yang dahulu kala dilakukan kaum Manikhea, kaum Freemason sama sekali tidak menyisihkan satu upaya apa pun demi menyembunyikan diri agar tidak pernah ada orang lain yang menyaksikannya, selain kaki tangan diri mereka sendiri.
Karena kepentingan besar yang mereka perjuangkan adalah supaya tidak tampak sebagaimana diri mereka adanya, mereka menyamar dengan peran sebagai sastrawan atau filsuf yang berhimpun bersama untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Yang dibicarakan hanyalah semangat mereka untuk kemajuan peradaban, cinta mereka terhadap orang miskin. Menurut mereka satu-satunya tujuan mereka adalah memperbaiki nasib khalayak ramai dan memperluas manfaat masyarakat sipil kepada lebih banyak orang. Namun seandainya maksud mereka itu tulus, maksud mereka ini sama sekali bukanlah yang satu-satunya. Bahwasanya, orang-orang yang terlibat dalam sekte mereka harus berjanji untuk taat secara buta kepada perintah-perintah para pemimpinnya tanpa berdiskusi; dan agar selalu siap, jika mereka diberi aba-aba sekecil apa pun, isyarat sehalus apa pun, untuk melaksanakan perintah-perintah yang diberikan, dengan terlebih dahulu menjanjikan diri mereka, kalau mereka tidak taat, supaya dijatuhi hukuman-hukuman yang amat berat, dan bahkan dihukum mati.
Memang benar, tidaklah jarang bahwa hukuman mati dijatuhkan kepada orang-orang di kalangan mereka yang dinyatakan bersalah, baik karena telah membocorkan disiplin rahasia dari serikat itu, atau karena telah melawan perintah-perintah para pemimpinnya; dan hal itu dilaksanakan dengan kelancangan serta keterampilan yang sedemikian rupa sehingga, kebanyakan waktu, para pelaksana hukuman matinya lolos dari sistem keadilan yang ditetapkan untuk mengawasi kejahatan dan membalas kejahatan tersebut. Namun hidup dalam kerahasiaan dan ingin diliputi kegelapan; membelenggu dengan rantai yang amat kencang, tanpa terlebih dahulu memberitahukan orang-orang, mereka sedang terlibat dalam hal apa, sehingga menjerumuskan mereka ke dalam perbudakan; meluncurkan segala macam serangan dengan menggunakan para budak yang tunduk kepada kehendak asing; mempersenjatai tangan orang untuk melakukan pembunuhan dan berjanji bahwa kejahatannya akan bebas dari hukuman: praktik-praktik durjana semacam itu dikutuk oleh alam sendiri. Maka akal dan kodrat cukup adanya untuk membuktikan bahwa serikat yang sedang Kami bicarakan ini secara formal berlawanan dengan keadilan dan moral kodrati.
Tujuan Freemasonry – Kehancuran segala disiplin religius dan sosial
serta pelaksanaan doktrin-doktrin para Naturalis
Ada bukti-bukti lain yang begitu jelasnya, yang menyertai apa yang telah disebutkan sebelumnya, dan yang semakin memperjelas betapa atas dasar konstitusi esensialnya sendiri, perserikatan ini bertolak belakang dengan kelurusan. Bahwasanya secerdik-cerdik apa pun siasat orang untuk melakukan penutup-nutupan dan kebiasaan orang untuk berdusta, mustahil bagi perkara macam apa pun untuk tidak tersingkap dari buah-buah yang dipetik darinya. Pohon yang baik tidak dapat menghasilkan buah yang buruk, dan pohon yang buruk tidak dapat menghasilkan buah yang baik.[10]
Namun, buah-buah yang dipetik dari sekte Masonik sangat berbahaya dan teramat getir. Inilah bahwasanya hasil dari apa yang telah Kami tunjukkan sebelumnya, dan kesimpulan ini membawa kita kepada tujuan akhir dari rancangan-rancangannya. Tujuan kaum Freemason, yang hendak dicapai oleh segala upayanya, adalah menghancurleburkan dari kepala sampai ujung kaki segala tatanan agama dan sosial, yang terlahir dari institusi-institusi Kristiani, dan menggantikannya dengan tatanan baru yang dibentuk dari gagasan-gagasan mereka dan yang prinsip-prinsip fundamentalnya serta hukum-hukumnya ditimba dari Naturalisme.
Segala sesuatu yang baru saja Kami kemukakan atau yang hendak Kami katakan harus dipahami terkait sekte Masonik dalam keseluruhannya, sebab sekte itu mengikutsertakan serikat-serikat lainnya yang merupakan sekutu dan saudara. Kami tidak hendak menerapkan semua pemikiran ini kepada masing-masing anggotanya secara perorangan. Bahwasanya ada dari antara mereka orang-orang yang, bahkan dalam jumlah yang besar, meskipun mereka tidak luput dari kesalahan karena mereka telah terlibat dalam serikat-serikat yang serupa, namun demikian tidak terlibat dalam perbuatan-perbuatan kriminal mereka dan tidak mengetahui tujuan akhir yang hendak dicapai oleh serikat-serikat itu dengan upaya-upaya mereka. Namun kejahatan membawa bersama dirinya sendiri kebusukan yang pada hakikatnya sendiri menjijikkan dan mengerikan. Di samping itu, keadaan-keadaan tertentu terkait waktu dan tempat mungkin meyakinkan beberapa fraksinya sehingga mereka tidak ingin melakukan apa yang dilakukan serikat-serikat lainnya. Namun orang tidak boleh karena itu menyimpulkan bahwa kelompok-kelompok ini asing terhadap perjanjian yang mendasar dari Freemasonry. Perjanjian ini hendaknya lebih dinilai atas dasar semangat yang menggerakan sekte itu dan prinsip-prinsip umum yang dimilikinya, daripada perbuatan-perbuatan yang dicapai serta hasil-hasilnya pada umumnya.
Namun prinsip utama kaum Naturalis, sebagaimana yang ditunjukkan dengan cukup jelas oleh nama yang mereka sandang, adalah dalam segala sesuatu, kodrat dan akal manusia harus menjadi guru dan penguasa. Berdasarkan prinsip ini, tanggung jawab kepada Allah mereka abaikan, atau mereka membejatkan hakikatnya dengan opini-opini yang samar serta sentimen-sentimen yang sesat. Mereka menyangkal bahwa Allah adalah pencipta wahyu apa pun. Bagi mereka, di luar segala sesuatu yang dapat dipahami akal manusia, tiada dogma agama, tiada kebenaran, tiada pengajar yang perkataannya harus dipercayai atas dasar tanggung jawab resminya untuk mengajar. Namun karena tugas yang sungguh layak dan istimewa milik Gereja Katolik adalah menerima dalam kepenuhannya dan menjaga dalam kemurnian yang tak terjamah doktrin-doktrin yang diwahyukan oleh Allah, serta otoritas yang ditetapkan untuk mengajar doktrin-doktrin tersebut, bersama pertolongan-pertolongan lainnya yang diberikan dari Surga demi menyelamatkan umat manusia, terhadap Gereja Katoliklah para musuh mengarahkan dan meluncurkan serangan-serangan mereka yang terdahsyat dengan bertubi-tubi.
Sekarang, dalam hal-hal yang menyangkut agama, hendaknya kita melihat sekte Freemason yang sedang bekerja, di situlah kita terutama dapat menemukan perbuatannya dilaksanakan dengan kebebasan yang semakin jangak, dan hendaknya kita berkata, tidakkah perbuatan mereka itu dilakukan atas perintah untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan kaum Naturalis.
Bagaimana Freemasonry merencanakan kehancuran Gereja.
Langkah majunya dalam rancangan kehancurannya.
Maka, dengan mengerahkan upaya yang tegar selama jangka waktu yang panjang, sekte Freemason bertekad untuk melenyapkan Magisterium dan otoritas Gereja dari pangkuan masyarakat sipil; dan oleh karena itulah kaum Freemason berjuang untuk memopulerkan dan tiada henti-hentinya memperjuangkan pemisahan mutlak antara Gereja dan Negara. Oleh sebab itulah mengusir jauh-jauh pengaruh agama Katolik dari hukum, dan mengucilkannya dari administrasi Negara, dan mereka pun secara logis sampai kepada gagasan untuk membentuk Negara yang sepenuhnya berada di luar institusi-institusi dan asas-asas Gereja. Namun tidak cukup bagi mereka untuk mengucilkan Gereja dari segala partisipasi dalam perkara-perkara masyarakat, Gereja yang merupakan pembimbing yang begitu bijak dan pasti: mereka masih harus memperlakukan Gereja sebagai musuh dan menggunakan kekerasan terhadap dirinya. Alhasil, orang diizinkan untuk menggunakan kata-kata, karya tulis, maupun pengajaran, tanpa hukuman apa-apa, demi menyerang landasan-landasan agama Katolik sendiri. Hak-hak serta hak-hak khusus milik Gereja yang dikaruniakan oleh Penyelenggaraan Ilahi kepadanya, atau segala sesuatu pun tidak lolos dari serangan-serangan mereka. Kebebasan Gereja untuk bertindak hampir ditiadakan sama sekali, dan hal itu dilakukan dengan undang-undang yang tampaknya tidak terlalu menindas, namun yang kenyataannya dibuat secara sengaja demi mengekang kebebasan itu. Dari antara undang-undang yang luar biasa, yang dibuat untuk melawan para klerus, Kami terutama hendak mengingatkan tentang undang-undang yang menyebabkan kemerosotan jumlah pelayan di tempat suci, serta semakin berkurangnya sarana-sarana yang mereka perlukan untuk berkarya dan berada. Adapun sisa-sisa dari harta gerejawi yang sedemikian diperhamba, ditempatkan pada cengkeraman para pegawai sipil untuk dipergunakan sesuka hati mereka. Komunitas-komunitas agamawi dihapuskan dan dicerai-beraikan. Terhadap Takhta Apostolik dan Paus Roma, permusuhan para pengikut sekte itu telah berlipat ganda. Setelah mereka menggunakan dalih palsu untuk merampas kedaulatan duniawi milik Sri Paus, yang menjamin kebebasan serta hak-haknya, mereka telah membuatnya berada dalam situasi yang mengenaskan dan tak dapat ditolerir, sehingga pada akhirnya, pada waktu belakangan ini, para pengikut sekte-sekte ini telah sampai kepada tujuan yang didambakan oleh rancangan-rancangan mereka yang tersembunyi, yaitu berseru bahwa sudah tiba saatnya untuk menghapus kuasa suci milik para Paus Roma dan menghancurkan Kepausan sepenuhnya, Kepausan yang merupakan institusi ilahi. Demi melenyapkan segala keraguan tentang rencana semacam itu, cukup adanya untuk mengingat kesaksian orang-orang yang telah menjadi bagian sekte itu dan yang kebanyakan, baik di masa lalu maupun baru-baru ini, telah memberi kesaksian bahwa angan-angan yang hendak dicapai oleh kaum Freemason adalah membuat permusuhan eksklusif yang tak terpadamkan terhadap agama Katolik, bersama dengan tekad teguh untuk berjuang tanpa henti sampai segala institusi agamawi yang didirikan oleh para Paus hancur lebur dari kepala sampai ke ujung kaki.
Kalau semua anggota sekte itu tidak diwajibkan untuk meninggalkan agama Katolik secara eksplisit, kelonggaran itu sama sekali tidak membahayakan rencana umum Freemasonry, namun justru membantu kepentingan-kepentingan mereka. Kelonggaran itu terutama menyanggupkan sekte itu untuk dengan lebih mudah menipu orang-orang yang lebih sederhana dan kurang waspada, dan mempermudah jalan masuk ke dalam sekte itu. Di samping itu, dengan membuka keanggotaan mereka kepada para pengikut yang datang kepada mereka dari agama-agama yang lebih beragam, mereka menjadi lebih mampu untuk membenarkan kesalahan besar dari zaman ini; kesalahan yang terutama adalah agama hendaknya dipandang dengan acuh tak acuh dan segala macam agama hendaknya diperlakukan secara setara. Namun, prinsip ini sendiri cukup untuk menghancurkan semua agama, dan terutama agama Katolik, sebab karena agama Katolik adalah satu-satunya yang benar, agama ini tidak dapat menolerir agama-agama lainnya disetarakan dengan dirinya, tanpa mengalami penghinaan dan ketidakadilan yang terbesar.
Bersama para Naturalis, Freemasonry melangkah menuju kehancuran, bukan hanya dari kebenaran yang diwahyukan, tetapi juga kebenaran yang dapat dicapai lewat terang akal budi yang sederhana
Kaum Naturalis bahkan melangkah lebih jauh. Terlibat dengan lancang dalam jalan kesesatan terkait perkara-perkara yang terpenting, mereka telah terseret dan seolah-olah terjerembap oleh logika sampai kepada konsekuensi-konsekuensi yang terekstrem dari prinsip-prinsip mereka, baik akibat kelemahan kodrat manusiawi, maupun akibat hukuman yang adil yang dijatuhkan Allah oleh karena keangkuhan diri mereka. Maka dari itu, mereka bahkan tidak lagi menjaga dalam segenap keutuhan dan kepastiannya, kebenaran-kebenaran yang dapat dijangkau oleh terang akal kodrati semata, tentunya seperti keberadaan Allah, spiritualitas dan ketidakfanaan jiwa. Terbawa dalam arus kesesatan semacam itu, sekte Freemason tidak lolos dari jurang-jurang kesalahan. Meskipun bahwasanya sekte Freemason secara keseluruhan mengaku percaya akan keberadaan Allah, kesaksian dari para anggotanya sendiri menunjukkan bahwa kepercayaan itu bukanlah perihal yang, bagi diri mereka secara perorangan, disetujui secara teguh dan diyakini dengan kepastian yang tak tergoyahkan. Mereka tidak menutup-nutupi bahwa perkara Allah di kalangan mereka adalah suatu sebab perselisihan. Bahkan, telah diakui beberapa waktu lalu bahwa suatu kontroversi yang serius telah timbul di kalangan mereka sehubungan perkara itu. Kenyataannya, sekte itu memberi kebebasan penuh kepada orang-orang yang diinisiasikan untuk memutuskan apakah mereka ingin meyakini keberadaan Allah ataupun menyangkalnya: dan mereka yang dengan teguh menyangkal dogma itu juga dengan mudah menerima inisiasi masuk sama halnya dengan mereka yang entah bagaimana masih meyakininya, namun yang membejatkannya seperti kesesatan yang persis dilakukan kaum Panteis: yaitu tetap meyakini Yang Ilahi dengan penampilan-penampilan absurd entah bagaimana, sembari meniadakan kebenaran esensial dari keberadaan-Nya.
Namun ketika landasan yang diperlukan ini telah hancur atau hanya goyah sekalipun, konsekuensinya adalah prinsip-prinsip lainnya dari tatanan kodrat pun menjadi goyah dalam akal manusia dan akal tidak lagi tahu landasan apa yang menjadi tempatnya berdiri, baik sehubungan penciptaan dunia yang terjadi berkat perbuatan bebas dan berdaulat milik sang Pencipta, maupun sehubungan pengaturan Penyelenggaraan Ilahi, ataupun sehubungan keberlangsungan jiwa dan realitas kehidupan di masa depan yang tidak fana yang ada setelah kehidupan ini. Runtuhnya kebenaran-kebenaran yang merupakan landasan tatanan kodrati, dan yang begitu berpengaruh kepada perilaku rasional dan praktis dalam kehidupan akan berimbas kepada moral perorangan dan publik. Belum lagi kebajikan-kebajikan supernatural yang tanpa karunia khusus dari Allah, tidak dapat diamalkan ataupun diperoleh seorang pun; kebajikan-kebajikan yang mustahil ditemukan bekasnya di kalangan mereka yang mengaku mengabaikan, dengan penuh rasa benci, penebusan umat manusia, rahmat, sakramen-sakramen, kebaikan di masa depan yang akan dimenangkan di Surga. Yang Kami bicarakan ini hanyalah tanggung jawab yang merupakan buah dari prinsip-prinsip kelurusan kodrati.
Hancurnya pengetahuan akan keadilan dan ketidakadilan
Allah yang esa, yang telah menciptakan dunia dan mengaturnya dengan Penyelenggaraan-Nya; suatu hukum abadi yang perintah-perintahnya mewajibkan hormat kepada tatanan kodrat dan melarang diusiknya tatanan itu; suatu tujuan akhir yang ditempatkan bagi jiwa di tempat yang lebih luhur daripada perkara-perkara manusiawi dan yang melampaui tempat peziarahan duniawi; itulah sumber dan awal dari segala keadilan dan kelurusan. Kalau hal-hal itu ditiadakan (demikianlah sasaran kaum Naturalis dan Freemason), akan menjadi mustahil untuk membedakan keadilan dan ketidakadilan, dan landasan yang menjadi penentunya. Adapun moral, satu-satunya hal yang disayangi oleh para anggota sekte Masonik dan yang hendak mereka ajarkan kepada kaum muda dengan penuh perhatian, adalah apa yang mereka sebut sebagai “moral sipil, moral independen, moral bebas”; dalam kata lain, moral yang tidak memberi tempat macam apa pun kepada gagasan-gagasan keagamaan.
Namun seberapa tidak memadaikah moral semacam itu, betapakah moral semacam itu tidak kukuh dan terombang-ambingkan oleh embusan hasrat, kita dapat melihatnya dengan cukup jelas dari buah-buah yang menyedihkan yang telah dihasilkannya. Bahwasanya setelah menggantikan moral Kristiani, moral semacam itu telah mulai berkuasa dengan kebebasan yang lebih besar, dan di situ dapat segera dilihat membusuknya kejujuran dan keutuhan moral, membesar dan menguatnya pendapat-pendapat yang paling mengerikan serta kelancangan dari tindak kriminal yang membeludak. Kejahatan-kejahatan itu pada hari ini menimbulkan keluh kesah dan ratapan universal, yang terkadang telah digemakan oleh banyak dari mereka sendiri, yang meskipun dengan enggan, terpaksa mengiyakan bukti dari kebenaran itu.
Hancurnya segala moral
Di samping itu, karena kodrat manusia telah dinodai oleh dosa asal dan oleh karena itu, jauh lebih condong kepada kefasikan daripada kebajikan, sama sekali mustahil adanya untuk hidup secara bajik tanpa mengekang gerak-gerik jiwa yang tidak beraturan dan tanpa membuat hasrat menjadi takluk kepada akal budi. Dalam pertarungan itu, terkadang manusia harus membenci kepentingan-kepentingan duniawi dan bertekad untuk bekerja keras dan menderita, agar akal yang jaya terus memiliki keunggulannya. Namun karena kaum Naturalis dan Freemason sama sekali tidak percaya akan wahyu yang kita peroleh dari Allah, mereka menyangkal bahwa bapa dari umat manusia telah berdosa, dan karena itu kuasa kehendak bebas sama sekali tidak “diperlemah, atau condong kepada kejahatan.”[11] Sebaliknya, mereka melebih-lebihkan kuasa dan keunggulan kodrat, dengan menjadikan kodrat sebagai satu-satunya landasan dan aturan keadilan; mereka bahkan tidak membayangkan bahwa manusia perlu mengerahkan upaya-upaya dengan gigih serta keberanian yang amat besar demi mengekang pemberontakan kodrat dan demi membungkam hasrat.
Kami juga melihat bahwa segala sesuatu yang dapat mengobarkan hasrat diperbanyak dan dibuat sehingga mudah dijangkau semua orang. Surat kabar serta selebaran-selebaran di mana segala kesusilaan dan rasa malu telah dilenyapkan; pertunjukan-pertunjukan teater yang kejangakannya melampaui batasan; karya seni yang, dengan kesinisan yang menjijikkan, mempertontonkan prinsip-prinsip yang pada masa kini disebut sebagai realisme, kebaruan-kebaruan cerdas yang bertujuan meningkatkan kenikmatan dan sedapnya hidup; pendek kata, segala sesuatu dikerjakan demi memuaskan cinta akan kenikmatan, yang pada akhirnya membuat kebajikan yang tertidur menyetujuinya.
Tentunya semua perbuatan itu jahat adanya, namun pada waktu itu juga perbuatan-perbuatan itu konsisten yang satu dengan yang lainnya, yang menghapus harapan akan kebaikan-kebaikan di masa depan sehingga merendahkan sukacita surgawi setingkat dengan hal-hal yang fana, bahkan lebih rendah daripada cakrawala dunia. Berlandaskan pernyataan-pernyataan ini, akan menjadi mudah untuk memastikan terjadinya peristiwa-peristiwa, meski yang tampak sulit dipercaya sekalipun. Karena tidak seorang pun patuh dengan kehambaan yang sebegitu besarnya kepada sosok-sosok yang begitu licik dan licinnya itu selain mereka yang keberaniannya telah diperlemah dan diretakkan oleh perbudakan hasrat, telah didapati di kalangan Freemason para pengikut sekte mereka yang mendukung gagasan bahwa segala upaya harus dikerahkan secara sistematis demi mencemari khalayak ramai dengan kejangakan dan kemaksiatan, sehingga ketika syarat-syarat itu ditepati, khalayak ramai niscaya akan berada dalam genggaman tangan mereka sepenuhnya dan dapat digunakan sebagai alat untuk menuntaskan rancangan-rancangan mereka yang teramat lancang.
Doktrin sehubungan dengan Pernikahan, Pengajaran, dan Negara
Sehubungan dengan lembaga keluarga, demikianlah rangkuman ajaran kaum Naturalis: Pernikahan hanyalah suatu ragam bentuk kontrak; karena itulah pernikahan dapat secara sah dibatalkan atas dasar kehendak para pihak penjalin kontrak. Para kepala pemerintahan memiliki kuasa atas ikatan perkawinan. Dalam pendidikan kanak-kanak, tiada sesuatu pun yang boleh diajarkan secara sistematis kepada mereka, ataupun yang diwajibkan kepada mereka dalam hal agama. Anak-anak secara peroranganlah, ketika mereka sampai pada usia tertentu, yang berhak memilih agama yang berkenan kepada diri mereka sendiri. Tetapi, kaum Freemason tidak hanya berpegang sepenuhnya kepada prinsip-prinsip ini, namun mereka berjuang untuk memberlakukannya kepada kebiasaan masyarakat dan dalam institusi-institusi. Di banyak negara, bahkan di negara-negara Katolik, sudah ditetapkan bahwa di luar pernikahan sipil, tidak ada persatuan yang sah. Di samping itu, undang-undang mengizinkan perceraian; beberapa bangsa lain bersiap untuk meloloskannya dalam perundang-undangan mereka sesegera mungkin. Segala kebijakan itu menyegerakan tercapainya rencana untuk mengubah hakikat pernikahan, dan membuatnya tidak lebih dari suatu persatuan yang labil, sementara, dan terlahir dari hasrat sesaat, dan dapat dibatalkan ketika hasrat itu berubah.
Sekte tersebut juga memusatkan seluruh tenaga dan upayanya demi mengambil kendali atas pendidikan orang muda. Kaum Freemason berharap agar mereka dapat dengan mudah membentuk anak-anak muda seturut gagasan-gagasan mereka, pada usia mereka yang sedemikian belianya, dan mempergunakan kelenturan mereka untuk membengkokkannya ke mana mereka mau. Tiada sesuatu pun yang menjadi lebih efektif untuk mempersiapkan keturunan warga negara seturut impian mereka yang hendak mereka berikan kepada masyarakat sipil. Karena itulah, dalam pendidikan dan pengajaran kanak-kanak, mereka tidak ingin menolerir para pelayan Gereja sebagai pengajar maupun pengawas. Di beberapa negara, mereka sudah berhasil menyerahkan pendidikan kaum muda secara eksklusif kepada orang awam, dan juga sama sekali melarang, dalam pengajaran moral, diajarkannya tanggung jawab yang agung dan suci yang mempersatukan manusia dengan kepada Allah.
Lalu, muncullah dogma-dogma mereka tentang ilmu politik. Dalam perkara ini, demikianlah dalil-dalil kaum Naturalis: Manusia setara dalam perihal hak; semua orang dan segala macam pendapat memiliki kedudukan yang setara. Karena mereka semua secara kodrat bersifat bebas, tidak seorang pun dari antara mereka berhak memerintah sesamanya; dan membuat manusia tunduk kepada suatu otoritas apa pun, jikalau otoritas itu tidak berasal dari diri mereka sendiri, setara dengan melakukan kekerasan kepada manusia. Segala kuasa adalah milik rakyat merdeka; orang-orang yang memerintah hanya memiliki kuasa untuk memerintah berkat ketetapan atau kelonggaran yang diberikan rakyat; sedemikian rupa sehingga kalau kehendak rakyat berubah, otoritas para pemimpin Negara harus dicabut, meskipun hal itu tidak mereka kehendaki. Sumber segala hak dan segala tanggung jawab sipil ada baik dalam khalayak ramai, atau dalam kuasa yang memerintah Negara, namun harus dibentuk seturut prinsip-prinsip yang baru. Di samping itu, Negara harus tidak bertuhan. Bahwasanya dari antara berbagai macam rupa-rupa agama, sama sekali tidak ada alasan untuk mengutamakan yang satu daripada yang lain: semua agama harus ditempatkan pada kedudukan yang setara.
Namun, kenyataan bahwa doktrin-doktrin ini dianut oleh kaum Freemason, bahwa demikianlah gagasan panutan yang mereka maksudkan untuk membentuk masyarakat, sudah hampir terlampau jelas untuk perlu dibuktikan. Sudah sejak lama mereka bekerja secara terbuka untuk mewujudkannya, dengan mengerahkan segenap tenaga mereka dan segala sumber daya mereka. Dengan demikianlah mereka meratakan jalan bagi banyak pendukung sekte yang lebih lancang, yang siap menarik, dari prinsip-prinsip sesat tersebut, kesimpulan-kesimpulan yang bahkan lebih menjijikkan, yaitu pembagian yang setara dan kepemilikan umum segala barang antarwarga negara, setelah menghancurkan perbedaan pangkat dan harta.
Betapa doktrin-doktrin tersebut tidak masuk akal dan sesat
Fakta-fakta yang baru saja kami rangkum mendedahkan secara cukup jelas, kontitusi yang intim bagi kaum Freemason, dan secara jelas menunjukkan jalan yang mereka tempuh untuk mencapai tujuan mereka. Sungguh benar bahwa dogma-dogma utama mereka jelas sama sekali berlawanan dengan akal yang mereka miliki, sehingga tiada sesuatu pun yang lebih bejat yang dapat dibayangkan. Bahwasanya, mereka hendak menghancurkan agama dan Gereja yang didirikan oleh Allah sendiri dan yang dijaminkan-Nya perlindungan kekal, demi mengembalikan moral dan tradisi kaum pagan - bukankah itu merupakan puncak kegilaan dan kefasikan yang teramat lancang? Namun apa yang sama mengerikannya, dan yang tidak dapat ditolerir, adalah melihat ditolaknya kebaikan-kebaikan yang dengan penuh belas kasih diperolehkan Yesus Kristus pertama-tama kepada perorangan, lalu kepada manusia secara berkelompok dalam keluarga dan dalam bangsa; kebaikan-kebaikan ini, seturut para musuh agama Kristiani sendiri, merupakan kebaikan-kebaikan yang teramat berharga. Bahwasanya dalam rancangan yang sedemikian tidak warasnya dan begitu durjananya, orang dapat dengan mudah menyadari kebencian yang tak terpadamkan, yang menggerakkan Setan untuk melawan Yesus, serta hasrat pembalasan dendamnya.
Juga ada rencana yang lain ini, yang demi mewujudkannya, kaum Freemason mengupayakan segala usaha mereka, termasuk menghancurkan landasan-landasan utama dari keadilan dan kelurusan, dan menjadikan diri mereka sendiri sebagai rekan dari mereka yang menghendaki supaya manusia tidak memiliki aturan bertindak yang lain daripada keinginan-keinginan dirinya sendiri, layaknya binatang. Rencana mereka itu hanya berguna memperhinakan umat manusia dan menjerumuskannya dengan amat memalukan ke dalam kebinasaan. Kejahatan semakin membesar akibat bahaya-bahaya yang mengancam lembaga keluarga dan masyarakat sipil. Seperti yang telah Kami jabarkan di tempat lain, semua bangsa di segala abad, semufakat dalam mengakui adanya sesuatu yang sakral dan agamawi di dalam pernikahan, dan hukum ilahi telah merancang agar ikatan pernikahan tidak dapat dipatahkan. Namun kalau ikatan itu menjadi ikatan yang semata-mata profan, jika para pihak yang berkontrak diizinkan mematahkannya sesuka hati mereka, maka lembaga keluarga akan menjadi mangsa kekacauan dan masalah; wanita akan dilecehkan dari martabat mereka, segala perlindungan dan keamanan akan menghilang bagi kanak-kanak dan kepentingan-kepentingan mereka. Adapun tujuan menjadikan Negara sama sekali terasing dari agama dan mampu mengelola urusan-urusan masyarakat tanpa memedulikan Allah seolah-olah Ia tidak ada, itu adalah suatu kelancangan yang tiada tara, bahkan di kalangan orang pagan. Yang terukir dengan begitu mendalamnya pada lubuk jiwa mereka bukan hanya gagasan yang samar tentang ilah-ilah, namun juga kebutuhan agama dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga menurut perasaan mereka, akan menjadi lebih mudah bagi kota untuk berdiri tanpa dilandasi tanah daripada tanpa Allah. Kenyataannya, masyarakat manusia, yang menjadi tujuan diciptakannya diri kita oleh alam, telah diciptakan oleh Allah, yang adalah pencipta alam. Dialah awal dan sumber mengalirnya kebaikan-kebaikan yang tak terhitung jumlahnya dalam segenap kekuatannya dan segenap keberlangsungannya kepada diri kita. Juga, sebagaimana suara alam mengingatkan bahwa setiap manusia terutama berkewajiban untuk mempersembahkan ibadat dalam rasa syukur yang saleh kepada Allah, sebab kepada-Nyalah kita berutang hidup dan kebaikan-kebaikan yang menyertainya, demikian pula ada tanggung jawab yang serupa yang berlaku bagi bangsa-bangsa dan bagi masyarakat-masyarakat.
Karena itulah, bersama bukti yang terkini, orang-orang yang hendak mematahkan segala hubungan antara masyarakat sipil dan tanggung jawab terhadap agama, tidak hanya melakukan keadilan, perilaku mereka juga membuktikan ketidaktahuan serta kebodohan diri mereka. Bahwasanya, Allah menghendaki supaya manusia terlahir supaya berkumpul dan hidup dalam masyarakat; otoritas adalah ikatan yang diperlukan demi mempertahankan masyarakat sipil; sedemikian rupa sehingga patahnya ikatan itu mencerai-beraikan masyarakat sipil secara segera. Maka pencipta otoritas adalah Keberadaan yang sama yang telah menciptakan masyarakat. Juga, siapa pun orang yang menggenggam kuasa, dia itulah pelayan Allah. Maka dari itu, sejauh mana yang dituntut oleh tujuan dan kodrat masyarakat manusia, kuasa yang sah yang memerintahkan hal-hal yang bajik harus ditaati seperti otoritas milik Allah sendiri, yang memerintah segala sesuatu; dan tiada sesuatu pun yang lebih berlawanan dengan kebenaran selain mengajukan bahwa kehendak rakyat berhak menolak taat sesuka keinginannya.
Demikian pula, kalau seseorang mempertimbangkan bahwa semua umat manusia berasal dari keturunan yang sama dan memiliki kodrat yang sama, dan bahwa mereka semua harus mencapai tujuan akhir yang sama, dan jika seseorang mempertimbangkan hak-hak yang bersumber dari kesamaan asal-muasal serta tujuan, tidak diragukan bahwa semua umat manusia setara.
Namun karena mereka tidak memiliki sumber daya kecerdasan yang sama, dan karena mereka berbeda yang satu dari yang lainnya, baik akibat daya pikir, maupun tenaga jasmaniah; karena pada akhirnya di antara mereka ada ribuan perbedaan dalam hal kebiasaan, selera, dan karakter, tiada sesuatu pun yang begitu berlawanan dengan akal selain bermaksud menundukkan mereka semua kepada tolak ukur yang sama, dan memperkenalkan kepada institusi-institusi kehidupan sipil suatu kesetaraan yang kaku dan ketat. Bahwasanya sebagaimana tubuh manusia tertata dengan sempurna berkat persatuan dan perakitan anggota-anggota badan yang berbeda bentuk serta fungsinya, namun yang terhubung dengan baik yang satu dengan yang lainnya dan bekerja sama secara harmonis sehingga memberikan kepada segenap keberadaan manusia rupa badani yang indah serta kekuatan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan, demikian pula, di pangkuan masyarakat manusia, ada begitu banyak anggota masyarakat yang tak serupa yang satu dengan yang lain, yang ragamnya hampir tak terhitung jumlahnya. Seandainya mereka semua setara yang satu dengan yang lainnya dan masing-masing bebas merdeka untuk bertindak sesuka hati, masyarakat semacam itu akan menjadi begitu tak berupa. Namun sebaliknya, jika dengan adanya penataan jasa, selera, dan kemampuan, mereka masing-masing bekerja sama demi mencapai kebaikan bersama, anda akan melihat dengan mata kepala anda sendiri gambaran suatu masyarakat yang tertata dengan baik dan sejalan dengan kodrat.
Betapa berbahaya dan mengerikannya sekte-sekte ini
Kesalahan-kesalahan yang berbahaya yang baru saja Kami peringatkan mengancam Negara-Negara dengan bencana-bencana yang amat menakutkan. Sebab menghilangkan rasa takut akan Allah dan rasa hormat yang layak kepada hukum-hukum-Nya; menghancurkan otoritas para pangeran berkeping-keping; memberikan kebebasan dan dukungan kepada gairah revolusi; melepaskan tali yang mengekang hasrat rakyat; mematahkan segala kendali, selain hukuman-hukuman, semuanya itu niscaya akan membuahkan kekacaubalauan universal dan kehancuran segala institusi. Demikianlah bahwasanya tujuan yang diakui secara eksplisit dan yang hendak dicapai oleh banyak dari perhimpunan Komunis dan Sosialis melalui upaya-upaya mereka; dan sekte Freemason tidak berhak menyatakan dirinya asing terhadap serangan-serangan mereka, sebab sekte ini mendukung rancangan-rancangan kaum Komunis dan Sosialis dan karena, dalam ranah prinsip, sekte Freemason sepenuhnya setuju dengan mereka. Kalau prinsip-prinsip ini tidak membuahkan hasil secara segera dan konsekuensi-konsekuensinya yang ekstrem di mana-mana, hal itu tidak dapat dianggap disebabkan oleh disiplin milik sekte itu, maupun kehendak para anggota sektenya, namun pertama-tama oleh karena daya agama ilahi ini, yang tidak dapat dilenyapkan; dan lalu oleh karena tindakan orang-orang yang tergolong kalangan yang paling waras dalam bangsa-bangsa, yang menolak untuk menjadi budak serikat-serikat rahasia dan berjuang dengan berani melawan upaya-upaya mereka yang gila.
Freemasonry mendekati para pangeran dengan tipuan dan kebohongan
Dan semoga Allah berkenan agar semua orang, dengan menilai pohon dari buah-buahnya, dapat mengenali benih dan sumber kejahatan-kejahatan yang sedang menimpa kita, dan bahaya-bahaya yang sedang mengancam diri kita. Kita sedang menghadapi musuh yang licik dan subur dalam tipu muslihat. Sang musuh pandai menggelitik telinga para pangeran dan rakyat, dan ia tahu cara memancing yang satu dan yang lain dengan semboyan-semboyannya yang manis dan dengan umpan sanjungan-sanjungannya.
Kaum Freemason menjalar untuk memperoleh dukungan para pangeran dengan kedok persahabatan, demi membuat para pangeran menjadi sekutu-sekutu dan penolong-penolong yang kuasa, yang membantu mereka untuk menindas orang-orang Katolik. Supaya bisa semakin menyulut semangat dari para petinggi negara itu, mereka telah melontarkan berbagai fitnah yang lancang terhadap Gereja. Dengan demikianlah mereka telah menuduh Gereja cemburu akan kuasa para penguasa Negara, dan mengeluhkan hak-hak mereka. Tentunya, dengan pendekatan semacam itu dan dengan kelancangan mereka yang bebas hukuman, mereka sudah mulai menikmati bobot yang besar di kalangan pemerintahan. Di samping itu, mereka senantiasa siap untuk menggoyahkan landasan-landasan pemerintahan, untuk mengejar, mencela dan bahkan menggulingkan para pangeran setiap kalinya para pangeran tampak menggunakan kuasa secara lain daripada yang dituntut oleh sekte itu. Mereka mempermainkan rakyat dengan menyanjung mereka melalui proses-proses yang serupa. Di mulut mereka selalu ada kata-kata kebebasan dan kesejahteraan rakyat. Menurut mereka, Gereja dan para penguasalah yang telah selalu menghalangi khalayak untuk menjadi bebas dari kehambaan yang tidak adil dan selamat dari penderitaan. Mereka telah menggoda rakyat dengan gaya bahasa yang menyesatkan itu, dan dengan membangkitkan rasa haus akan perubahan di kalangan rakyat, mereka telah meluncurkan rakyat untuk menyerang kedua kuasa, yaitu gerejawi dan sipil. Namun demikian, kenyataan dari manfaat-manfaat yang diharapkan selalu bertolak belakang dengan imajinasi dan keinginan-keinginan rakyat. Rakyat sama sekali tidak menjadi lebih bahagia, sebaliknya, kewalahan akibat penindasan dan penderitaan yang semakin besar, mereka mendapati diri mereka kehilangan penghiburan yang dahulu dapat mereka temukan dengan sedemikian mudah dan berlimpahnya dalam kepercayaan-kepercayaan serta praktik-praktik agama Kristiani. Ketika manusia menyerang tatanan yang telah ditetapkan oleh Penyelenggaraan Ilahi, sering kali hukuman yang adil jatuh atas diri mereka, yang membuat mereka menemukan penderitaan serta kehancuran sebagai pengganti kemakmuran dan kesejahteraan yang dahulunya telah mereka andalkan secara lancang untuk memuaskan keinginan-keinginan mereka.
Perilaku Gereja yang bijak sehubungan dengan kuasa sipil
Adapun Gereja, kalau Gereja pertama-tama memerintahkan manusia supaya taat kepada Allah, Tuhan yang berkuasa atas alam semesta, orang akan melontarkan penilaian yang penuh fitnah kepadanya, seandainya orang percaya bahwa Gereja cemburu akan kuasa sipil atau bahwa Gereja berangan-angan untuk mengambil alih hak-hak para pangeran. Sama sekali tidak, Gereja mengajarkan bahwa tanggung jawab dan hati nurani mewajibkan orang untuk memberi kepada kuasa sipil apa yang sah diberikan kepadanya. Kalau Gereja memperoleh hak untuk memerintah dari Allah sendiri, kuasa sipil akan menuai martabat dan kemudahan yang begitu besar dalam memperoleh ketaatan, rasa hormat dan kehendak baik dari para warganya. Di samping itu, Gereja selalu merupakan sahabat perdamaian, dan ialah yang merawat keharmonisan, dengan merangkul semua manusia dalam kelemahlembutan dari kasih sayangnya yang keibuan. Perhatiannya hanya tertuju demi memperoleh kebaikan bagi manusia fana, Gereja tidak jemu-jemunya mengingatkan bahwa keadilan harus senantiasa diperlembut dengan belas kasih; perintah dengan kesetaraan; hukum dengan moderasi; bahwa hak masing-masing orang bersifat asasi; bahwa manusia bertanggung jawab untuk bekerja demi mempertahankan tatanan dan ketenteraman bersama, dan sebisa mungkin menolong orang-orang malang yang menderita dengan karya amal pribadi dan publik. Namun untuk menggunakan perkataan Santo Agustinus, mereka percaya atau mereka berusaha untuk meyakinkan orang bahwa doktrin Kristiani tidak selaras dengan kebaikan Negara, sebab mereka hendak membangun Negara bukan di atas kebajikan yang kukuh, namun di atas kemaksiatan yang bebas dari hukuman.[12]
Seandainya saja semuanya itu diketahui dengan lebih baik, para pangeran dan rakyat akan memperlihatkan hikmat politik dan bertindak selaras dengan tuntutan-tuntutan keamanan bersama jika mereka tidak bersatu dengan kaum Freemason untuk bertarung melawan Gereja, namun justru bersatu dengan Gereja untuk melawan serangan-serangan kaum Freemason.
Obat dan kutukan – Saran kepada para Uskup
Apa pun yang mungkin terjadi, Saudara-Saudara yang Terhormat, tanggung jawab Kami adalah berupaya untuk menemukan obat yang sepadan dengan kejahatan yang begitu beratnya dan yang menyebabkan kerusakan yang terlampau membeludak. Kami tahu bahwa harapan kesembuhan yang terkukuh adalah dalam kuasa agama ilahi ini yang sebegitu dibenci kaum Freemason sehingga mereka lebih menakutinya. Maka sangat penting adanya untuk menjadikan agama ini sebagai titik pusat perlawanan terhadap musuh bersama itu. Juga, semua dekret yang telah dikeluarkan oleh para Paus Roma, para Pendahulu Kami, demi melumpuhkan upaya-upaya serta usaha-usaha yang dikerahkan oleh sekte Masonik; segala keputusan yang telah diutarakan oleh mereka demi menghalau orang-orang yang berafiliasi dengan sekte itu, atau demi meyakinkan mereka supaya keluar dari sekte itu; semua dekret itu Kami ratifikasikan kembali, baik secara umum maupun secara khusus, dan Kami meneguhkan semua dekret itu dengan otoritas apostolik Kami. Penuh kepercayaan sehubungan hal itu dalam kehendak baik orang-orang Kristen, Kami memohon mereka, atas nama keselamatan kekal mereka, dan Kami meminta mereka supaya mengemban kewajiban hati nurani yang suci agar mereka tidak pernah menyimpang, bahkan dalam satu garis pun, dari ketentuan-ketentuan yang dipermaklumkan oleh Takhta Apostolik terkait hal ini.
Adapun anda sekalian, Saudara-Saudara yang Terhormat, Kami memohon agar anda sekalian mempersatukan upaya-upaya anda dengan usaha-usaha Kami dan mengerahkan segenap semangat anda untuk melenyapkan wabah najis dari racun yang beredar di urat masyarakat dan yang menjangkitinya segenap-genapnya. Tanggung jawab anda adalah memperoleh kemuliaan bagi Allah dan keselamatan sesama. Dalam bertarung demi perkara-perkara yang sedemikian agungnya itu, baik keberanian maupun tenaga tidak boleh hilang dari diri anda. Anda sekalianlah yang bertanggung jawab menentukan, dalam hikmat anda, sarana apa yang paling mujarab untuk mengatasi masalah-masalah dan penghalang-penghalang yang menghadang diri anda.
Namun karena otoritas asali dari jabatan Kami mewajibkan diri Kami untuk memberi anda sekalian gambaran aturan berperilaku yang seturut penilaian Kami merupakan yang terbaik, Kami berkata kepada anda sekalian:
Pertama-tama, koyakkanlah kedok yang menyelubungi Freemasonry dan buatlah agar Freemasonry terlihat apa adanya.
Kedua, melalui pidato-pidato anda dan surat-surat penggembalaan anda yang secara khusus membahas masalah ini, ajarkanlah umat anda; buatlah mereka mengenal siasat-siasat yang digunakan oleh sekte-sekte itu demi menyesatkan manusia dan menarik orang untuk menjadi anggota mereka. Ingatkanlah para umat anda bahwa atas dasar keputusan-keputusan yang telah beberapa kali dikeluarkan oleh para Pendahulu Kami, tidak seorang umat Katolik pun, kalau ia hendak terus berhak menyandang namanya dan memberi perhatian yang layak kepada keselamatan dirinya, boleh berafiliasi dengan sekte kaum Freemason, dengan dalih apa pun. Maka hendaknya tidak seorang pun membiarkan dirinya diperdayai oleh penampilan-penampilan kelurusan yang palsu. Beberapa orang bahwasanya mungkin percaya bahwa dalam rencana-rencana kaum Freemason, sama sekali tidak ada suatu hal pun yang secara resmi berlawanan dengan kekudusan agama dan moral. Namun tujuan dan hakikat sekte itu sedemikian buruknya, sehingga tidaklah diizinkan untuk bergabung dengannya, maupun membantunya dengan cara apa pun.
Lalu, dengan pertolongan pengajaran serta nasihat yang sering dilakukan, pastikanlah agar khalayak memperoleh pengetahuan akan agama. Demi mencapai tujuan ini, Kami sangat menganjurkan pendedahan elemen-elemen dari prinsip-prinsip suci yang membentuk filsafat Kristiani, baik melalui karya tulis atau dengan suara lantang atau dalam pidato-pidato ad hoc. Anjuran yang satu ini terutama bertujuan menyembuhkan penyakit akal manusia dengan ilmu yang terhormat, dan mempersenjatai mereka pada waktu itu juga untuk melawan sejumlah kesalahan dan melawan godaan kemaksiatan, terutama pada masa di mana kejangakan dalam karya tulis didampingi oleh kehausan pembelajaran yang tak terpuaskan. Tugas ini besar adanya; demi menuntaskannya, anda pertama-tama harus mendapatkan bantuan dan kerja sama dari para klerus anda, jika anda mengerahkan segenap usaha anda demi membentuk mereka dengan baik dan merawat mereka dalam kesempurnaan disiplin gerejawi dan dalam pengetahuan sains.
Ordo Ketiga Santo Fransiskus, Serikat Kerja, Serikat Santo Vincentius a Paulo
Namun, perkara yang sedemikian mulia dan pentingnya itu juga menuntut bantuan bakti yang cerdas dari umat awam, yang memadukan standar moral yang baik dan pengajaran dengan cinta akan agama dan tanah air. Padukanlah, Saudara-Saudara yang Terhormat, kekuatan dari kedua tatanan itu dan kerahkanlah segenap upaya anda supaya orang-orang mengenal Gereja Katolik sedalam-dalamnya dan mencintainya dengan segenap hati mereka. Sebab semakin pengetahuan dan cinta itu bertumbuh besar dalam jiwa-jiwa mereka, semakin orang akan jijik terhadap serikat-serikat rahasia, dan semakin mereka akan terdesak untuk menjauhinya.
Kami sengaja memanfaatkan kesempatan yang baru, yang hadir bagi diri Kami, untuk mendesakkan anjuran yang telah Kami buat untuk mendukung Ordo Ketiga Santo Fransiskus, yang disiplinnya baru-baru ini telah Kami kendurkan sedikit dengan penuh hikmat. Ordo ini harus diperluas dan diteguhkan dengan penuh semangat. Bahwasanya sebagaimana pendiriannya oleh penciptanya, berikut inilah segala tujuan utama ordo tersebut: menarik manusia supaya cinta akan Yesus Kristus, Gereja dan amal kebajikan Kristiani. Maka ordo ini dapat berguna memberi pelayanan yang mulia demi membantu menaklukkan wabah sekte-sekte yang keji itu. Dengan demikian, semoga serikat yang suci itu semakin hari semakin membuat kemajuan yang baru. Dari antara banyak manfaat yang dapat diharapkan dari serikat itu, ada satu manfaat yang lebih utama daripada yang lainnya: serikat itu mengajarkan Kebebasan, Persaudaraan dan Kesetaraan yang sejati, bukan seperti yang secara absurd dimaksudkan oleh kaum Freemason, namun seperti yang telah dikehendaki oleh Yesus Kristus sebagai karunia bagi umat manusia dan sebagaimana yang telah diamalkan oleh Santo Fransiskus. Maksud Kami di sini adalah kebebasan sebagai anak-anak Allah, yang atas namanya kita menolak taat kepada guru-guru fasik yang adalah Setan dan hasratnya yang jahat. Maksud Kami adalah persaudaraan yang menghubungkan kita dengan Allah, Pencipta dan Bapa semua orang. Maksud Kami adalah kesetaraan yang didirikan atas landasan keadilan dan kasih, yang dengan demikian tidak berangan-angan untuk menghapuskan segala perbedaan antara umat manusia, namun yang dengan andal membuat beragamnya kondisi serta tanggung jawab hidup melahirkan keharmonisan yang mengagumkan dan keselarasan yang menakjubkan, yang tentunya bermanfaat bagi kepentingan-kepentingan serta martabat kehidupan sipil.
Ketiga, ada suatu institusi yang berkat hikmat para bapa kita dan yang selama sesaat berhenti akibat arus waktu, dapat kembali menjadi panutan dan bentuk dari institusi-institusi yang sepadan pada zaman di mana kita berada. Maksud Kami di sini adalah serikat-serikat buruh yang di bawah naungan agama bertujuan melindungi kepentingan-kepentingan kerja dan moral para buruh. Pengalaman yang panjang telah menjadi batu landasan alasan para leluhur kita menghargai kegunaan serikat-serikat semacam itu; di zaman kita ini, mungkin dapat dipetik buah-buah mulia yang lebih besar dari serikat-serikat semacam itu, sebab serikat-serikat itu menawarkan sumber daya yang berharga bagi keberhasilan dalam pertarungan ini dan untuk meremukkan kekuatan sekte-sekte tersebut. Orang-orang yang terhindar dari penderitaan hanya berkat buah karya tangan mereka sendiri atau berkat keadaan mereka, sungguh teramat patut diberi bantuan amal dari sesama mereka, sebab merekalah yang paling rawan disesatkan oleh godaan-godaan serta muslihat-muslihat para rasul kebohongan. Karena itulah mereka harus ditolong dengan kebaikan yang amat besar dan dibukakan jalan masuk ke dalam serikat-serikat yang lurus, agar jangan sampai mereka terdaftar dalam serikat-serikat yang jahat. Demi tujuan itu, dan demi keselamatan orang-orang, Kami sungguh berharap dapat menyaksikan serikat-serikat yang layak memenuhi kebutuhan-kebutuhan masa kini, kembali dibentuk di bawah dukungan dan perlindungan para Uskup. Bagi Kami, bukanlah sukacita yang kecil ketika Kami telah melihat didirikannya serikat-serikat semacam itu di beberapa tempat, serta serikat-serikat para majikan; yang satu dan yang lain bertujuan membantu kelas proletar yang terhormat, menjaminkan manfaat perlindungan permanen bagi keluarga-keluarga para buruh serta anak-anak mereka, menyediakan bagi mereka sarana-sarana untuk menjaga, dengan standar moral yang baik, pengetahuan akan agama dan cinta akan kesalehan. Kami di sini harus berbicara tentang suatu serikat yang layak bagi kelas proletar: Kami bermaksud berbicara tentang serikat yang menyandang nama bapanya, Santo Vincentius a Paulo. Buah-buah karya yang dihasilkan oleh Serikat ini serta tujuan yang hendak dicapainya cukup dikenal banyak orang. Satu-satunya tujuan dari upaya-upaya para anggotanya adalah mengusahakan, dengan prakarsa amal, pertolongan kepada kaum miskin dan menderita, suatu upaya yang dilakukannya dengan kearifan yang mengagumkan serta kesederhanaan yang sama mulianya. Namun juga, semakin serikat ini menyembunyikan kebaikan yang dikerjakannya, semakin andal serikat ini dalam mengamalkan kasih Kristiani dan melegakan penderitaan manusia.
Pendidikan orang muda
Keempat, untuk mencapai tujuan keinginan-keinginan Kami dengan lebih mudah, Kami kembali mendesak supaya kaum muda diserahkan kepada iman dan kewaspadaan anda sekalian, kaum muda yang adalah harapan masyarakat. Arahkanlah perhatian pastoral anda yang terbesar kepada pembentukan kaum muda. Dan janganlah anda berpikir bahwa kewaspadaan apa pun mungkin cukup besar untuk menjaga mereka dari para pengajar atau sekolah-sekolah di mana mereka akan rawan menghirup napas beracun sekte-sekte itu. Dari antara ketentuan-ketentuan doktrin Kristiani, ada satu yang pastinya harus ditekankan kepada para orang tua, pembimbing rohani, serta para pastor paroki yang didorong oleh para Uskup mereka. Maksud Kami adalah kebutuhan untuk melindungi anak-anak mereka atau para murid mereka dari serikat-serikat jahat itu, dan mengajarkan mereka sejak dini untuk mewaspadai berbagai macam siasat durjana yang membantu para penebar doktrin sekte-sekte itu dalam tujuan mereka untuk menjerat manusia. Mereka yang bertugas mempersiapkan kaum muda untuk menyambut Sakramen-Sakramen sebagaimana mestinya akan bertindak dengan bijak kalau mereka membawa masing-masing anak muda supaya bertekad teguh agar mereka tidak bergabung kepada serikat macam apa pun tanpa sepengetahuan orang tua mereka, atau tanpa meminta nasihat dari pastor paroki mereka atau imam pengakuan dosa mereka.
Selebihnya, Kami sungguh mengetahui bahwa usaha-usaha kita bersama untuk menyiangi benih-benih yang berbahaya dari ladang Tuhan ini sama sekali tidak akan berdaya jikalau dari ketinggian Surga, Tuan dari kebun anggur tidak membantu upaya-upaya kita. Maka perlu adanya untuk memohon bantuan-Nya dan pertolongan-Nya dengan semangat yang besar serta dengan permohonan yang berulang kali, yang sebanding dengan kebutuhan yang ada dalam keadaan-keadaan ini serta besarnya mara bahaya. Bangga akan keberhasilan-keberhasilan yang sebelumnya, sekte kaum Freemason dengan lancang mengangkat kepala mereka, dan kekurangajaran mereka tampaknya tidak lagi mengenal batasan apa pun. Tergabung yang satu dengan yang lainnya oleh ikatan perserikatan kriminal dan rencana-rencana mereka yang tersembunyi, para pengikut mereka saling mendukung satu sama lain dan saling menyemangati satu sama lain untuk menjadi berani dan untuk melakukan kejahatan.
Serangan yang begitu dahsyatnya itu itu haruslah dibalas dengan pertahanan dan tenaga yang setara. Maka hendaknya orang-orang yang baik bersatu padu pula, dan menghimpun doa serta upaya yang amat besar. Itulah sebabnya Kami meminta mereka supaya dengan kerukunan pikiran dan hati, mereka bersatu padu sehingga diri mereka tak terkalahkan melawan serangan-serangan para anggota sekte itu. Di samping itu, hendaknya mereka mengarahkan tangan mereka kepada Allah dalam permohonan mereka dan semoga dalam ketekunan, ratapan mereka dibalas dengan kesejahteraan dan kemajuan bagi agama Kristiani, sukacita penuh damai bagi Gereja dalam kebebasan yang diperlukan, kembalinya orang-orang yang sesat kepada kebaikan, kejayaan kebenaran atas kesesatan dan kebajikan atas kemaksiatan.
Marilah memohon kepada Perawan Maria, Bunda Allah, supaya ia menjadikan dirinya penolong dan perantara kita. Berjaya atas Setan sejak saat pertama ia dikandung, semoga ia mengerahkan kuasanya melawan sekte-sekte terkutuk itu, yang dengan begitu jelasnya membangkitkan semangat pemberontakan di antara kita, kedurhakaan yang tegar serta muslihat Iblis. Marilah kita meminta pertolongan panglima bala tentara Surga, Santo Mikhael, yang telah mencampakkan ke dalam Neraka para malaikat pemberontak; lalu Santo Yosef, mempelai Perawan yang Tersuci, pelindung surgawi dan penjaga Gereja Katolik, serta para rasul agung Santo Petrus dan Paulus, para penabur yang tak kenal lelah dan pemenang nan jaya bagi iman Katolik. Berkat perlindungan mereka dan ketekunan semua umat beriman dalam doa, Kami percaya bahwa Allah akan sudi mengirimkan pertolongan yang tepat waktu dan penuh belas kasih kepada umat manusia, yang menjadi mangsa mara bahaya yang begitu besarnya.
Sebagai jaminan karunia surgawi dan sebagai kesaksian niat baik Kami, dengan penuh kasih, Kami mengirimkan Berkat Apostolik kepada anda sekalian dalam Tuhan, Saudara-Saudara yang Terhormat, dan kepada para klerus serta semua umat yang dipercayakan kepada pengawasan anda.
Diberikan di Roma, di Gereja St. Petrus, pada hari kedua puluh dari bulan April, pada tahun 1884, tahun ketujuh dari Masa Kepausan Kami.
LEO XIII, PAUS.
Catatan kaki
Surat ensiklik Humanum Genus diterbitkan oleh Paus Leo XIII pada tanggal 20 April 1884.
Diterjemahkan dari
[1] De Civ. Dei, lib. XIV, c. 17.
[2] Mazmur LXXXII, 2-4.
[3] Konstitusi In Eminenti, 24 April 1738.
[4] Konstitusi Providas, 18 Mei 1751.
[5] Konstitusi Ecclesiam a Jesu Christo, 13 September 1821.
[6] Konstitusi 13 Maret 1825.
[7] Ensiklik Traditi, 21 Mei 1829.
[8] Ensiklik Mirari Vos, 15 Agustus 1832.
[9] Sambutan Multiplices inter, 25 September 1865. Ensiklik Qui pluribus, 9 November 1846, dsb.
[10] Matius VII, 18.
[11] Konsili Trente, Sesi IV. De Justif., bab 1.
[12] Epist. 137, al. 3, ad Volusian., cap. 5, II, 20.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...